Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pasupasu Hatami (Ende Dung Sidung Jamita)

Buku Logu No. 348 
Haluaon na Gok No. 135 
G = Do 

Pasupasu hata-Mi, sai suan tu rohangki 
Asa marparbue i, ale Jesus Tuhanki 
Sai martua jolma i, na umpeop hata-Mi 
Tangiangku nama i, sahat ma tu tangan-Mi 


Versi Indonesia:
Firman-Mu berkatilah, kekal dalam hatiku Teguhkanlah iman ‘ku Yesus Juru s’lamat ‘ku 
Yang men’rima Firman-Mu, dis’lamatkan oleh-Mu 
Doa dan pujian ‘ku, t’rimalah ya Tuhan ‘ku 

Penjelasan Singkat tentang
Nyanyian Sebelum Khotbah (Ende Patujolo Ni Jamita)
dan
Nyanyian Sesudah Khotbah (Ende Dung Sidung Jamita)
dalam Ibadah di HKI (Huria Kristen Indonesia)


Lagu "Hangoluan Do HataM" / "FirmanMu Menjadi T'rang" adalah sebuah lagu nyanyian di Gereja HKI (Huria Kristen Indonesia) yang dinyanyikan pada saat memulai khotbah.

Saat pendeta/pengkhotbah yang ingin berkhotbah telah selesai membacakan nas firman Tuhan yang menjadi bahan khotbah, maka pendeta/pengkhotbah akan mengajak jemaat yang mendengarkan untuk menyanyikannya, setelah itu, khotbah akan disampaikan.

Secara singkat, lagu tersebut dapat dikatakan sebagai lagu pengantar khotbah.

Lagu ini memiliki makna doa, yang mengakui bahwa firman Tuhan itu adalah sumber kehidupan dan terang bagi hidup manusia, oleh karena itu firman itu harus didengarkan oleh manusia.

Dengan menyanyikan lagu ini berarti berharap kepada Tuhan agar kiranya Tuhan memberikan pengertian kepada manusia untuk dapat memahami firman Tuhan, sehingga dapat menjadi bekal di dalam hidupnya. Dan diharapkan pula ketika khotbah disampaikan Tuhanlah yang memberikan pengertian kepada jemaatNya.

Sesaat setelah pendeta/pengkhotbah selesai memaparkan isi firman Tuhan (memaparkan khotbah), maka pendeta/pengkhotbah akan mengajak para jemaat yang telah mendengarkan firman Tuhan melalui khotbah untuk menyanyikan lagu nyanyian “Pasupasu HataMi" / "FirmanMu Berkatilah” sebelum akhirnya menutup khotbahnya dengan doa.

Secara singkat dapat kita katakan bahwa nyanyian ini adalah sebuah nyanyian penutup setelah khotbah disampaikan. 

Lagu ini bermakna sebagai doa kepada Tuhan, supaya firman Tuhan yang telah didengarkan lewat hamba-Nya itu kiranya tertanam dalam hati setiap pendengarnya, dan kiranya firman itu berbuah dalam kehidupan sehari-hari.

Karena orang yang berpegang teguh kepada perkataan firman Tuhan akan selalu disertai dan diberkati oleh Tuhan dan apa saja yang diperbuatnya akan berhasil (lihat Mazmur 1:3).